Mendengar
PMI yang terlintas dibenak masyarakat adalah darah. Ya, karena sudah
jadi pengetahuan umum bahwa masyarakat yang memerlukan darah biasanya
terlebih dahulu menghubungi PMI setempat, bila tidak terpenuhi barulah
mencari donor darah dari orang-orang terdekat dan kenalan. Memang hal
ini tidak salah karena salah satu kegiatan utama PMI adalah di bidang
donor darah, namun selain itu PMI mempunyai sangat banyak kegiatan yang
terkait bidang kesehatan dan pengobatan yang menyasar segala golongan
dan usia termasuk di kalangan para pelajar dan mahasiswa.
Kegiatan
PMI dikalangan para pelajar tingkat SMP dan SMA adalah Palang Merah
Remaja (PMR). PMR menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
yang sangat bermanfaat untuk diikuti oleh para remaja. Sesuai dengan
nama dan organisasi yang menaungi pembinaannya, PMR lebih fokus
mengajarkan para remaja terkait kesehatan dan pengobatan. Biasanya PMI
menjadi ekskul favorit bagi para remaja yang bercita-cita menjadi
dokter, bidan, perawat atau yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan. Mungkin karena itu kadang-kadang PMR relatif kurang
peminatnya dibanding ekskul seperti Pramuka ataupun Paskibra. Padahal
kegiatan dalam ekskul PMR tidak hanya terbatas pada bidang kesehatan dan
pengobatan, namun sangat banyak kegiatan yang sangat bermanfaat dan
bisa berguna/diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam jangka waktu
yang lama.
Ekskul
PMR juga mengajarkan baris-berbaris, pengenalan medan di alam bebas,
latihan halang rintang, organisasi dan penanganan bencana, memasak di
dapur umum, kerjasama tim, mendirikan tenda, membuat tandu bahkan
pelajaran menulis untuk majalah dinding dan seni budaya juga menjadi
variasi materi yang diajarkan, serta banyak lagi kegiatan-kegiatan yang
menarik lainnya. Tak jarang para anggota PMR saling belajar untuk
memahami pelajaran di sekolah. PMR Senior yang mempunya kelebihan pada
mata pelajaran tertentu seperti eksakta akan membimbing teman lainnya
termasuk adik-adik kelas yang kesulitan dalam memahami suatu pelajaran.
Yang
paling mengasyikkan dan paling ditunggu-tunggu para anggota PMR adalah
praktek lapangan dimana masing-masing tim yang terdiri dari 6 orang
saling bekerja sama dalam menghadapi suatu simulai penanganan bencana
dan evakuasi. Meskipun setiap anggota tim memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang relatif sama, namun mereka masing-masing memiliki
tanggung jawab sesuai dengan apa yang paling menonjol dikuasai dan
disenangi. Ada yang bertugas membuat tandu untuk mengangkut pasien yang
dirakit dari bambu dan tali, ada yang bertugas menangani pasien sesuai
dengan kasus yang diberikan seperti patah tulang, luka bakar, shock,
perdarahan dan sebagainya, ada yang bertugas menjadi pencari dan pembuka
jalan dalam rangka evakuasi.
Untuk
meningkatkan semangat dan makin menguasai ilmu yang diajarkan, PMI
sering mengadakan even-even pertemuan dan perlombaan seperti acara Jumpa
Bakti Gembira (Jumbara) dan berbagai perlombaan keterampilan khusus
antar sekolah. Masing-masing anggota PMR saling berlomba kecepatan,
kecermatan dan pengetahuannya. Ada lomba merakit tandu, lomba membalut
luka, lomba dapur umum, lomba mendirikan tenda berbagai jenis, hingga
lomba cerdas cermat dan lomba karya tulis. Salahsatu keistimewaan para
siswa yang mengikuti PMR yang sering membuat iri siswa lain yaitu
anggota PMR yang bertugas sebagai tim kesehatan diperbolehkan tidak ikut
berbaris dalam upacara bendera, anggota PMS biasanya bersiap di tempat
paling belakang yang biasanya teduh sambil mengawasi siapa tahu ada
siswa/i yang kelelahan/akan jatuh pingsan atau bersiap di ruang UKS
menunggu siswa/i yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. Di samping itu
para anggota PMR selalu diajak dalam setiap kegiatan sekolah dan
ekstrakulikuler lainnya karena dianggap lebih siap dan memiliki
kompetensi lebih baik dari yang lainnya dalam menangani masalah-masalah
kesehatan, kecelakaan ataupun kedaruratan lainnya.
Mengikuti
ekstrakulikuler PMR memberikan banyak pengetahuan dan keterampilan yang
selalu dibutuhkan kapan saja bahkan hingga dewasa. Sampai sekarang pun,
saya yang selalu mengikuti ekstra kulikuler PMR sejak SMP hingga SMA
bahkan saat kuliah masih dilibatkan dalam membimbing adik-adik PMR di
almamater SMA, masih mempraktekkan banyak hal yang dipelajari di PMR
seperti pola hidup sehat, menjaga kebersihan dan kesehatan, tidak panik
bila terjadi kedaruratan hingga menangani pertolongan pertama pada
kecelakaan untuk mencegah hal-hal yang lebih berbahaya. Pengalaman
tersebut juga kini saya teruskan pada anak-anak saya. Syukur-syukur bila
saat SMP atau SMA nanti mereka juga mau mengikuti ekstrakulikuler PMR
seperti Ayahnya.
Berdasarkan
pengalaman ini, maka saya berani merekomendasikan pada adik-adik para
pelajar yang bersekolah di SMP atau SMA, ikutlah kegiatan
ekstrakulikuler yang positif seperti PMR karena akan sangat berguna dan
bermanfaat mengisi waktu luang dengan kegiatan dan interaksi yang
positif bahkan dapat menjadi pengetahuan tambahan untuk
pelajaran-pelajaran disekolah seperti pelajaran biologi atau ilmu
pengetahuan alam. Bila tidak tertarik dengan PMR, mengikuti
ekstrakulikuler lain pun juga memberi manfaat yang positif. Meskipun
begitu saya tetap menomorsatukan PMR, karena berdasarkan yang telah
dialami, Ekskul PMR adalah yang paling cool diantara ekskul-ekskul yang
lainnya. Salam.
0 komentar:
Posting Komentar
kolom komentar terdapat opsi anonim